Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 20-07-2012
Transportasi
di Negeri Ginseng Korea Selatan, baik Sarana dan Prasarana yang ideal
sangat mempermudah masyarakat dalam melakukan perjalanan. Tapi, yang
tidak juga dinafikan dalam hal transportasi yang ideal di Korea Selatan
adalah kepatuhan dan kedisiplinan yang tinggi para pengguna jalan (baik
pengendara maupun pejalan kaki). Bayangkan saja, sarana dan prasarana
transportasi jalan raya yang cukup bagus akan sia-sia, kalau penggunanya
tidak disiplin dan tidak sopan di jalan raya.
Di Korea Selatan, kesadaran masyarakat terhadap ketertiban dan kedisiplinan di jalan raya sangat tinggi. Sebagai contoh, semua kendaraan waktu mendekati Traffic Light (TL) atau perempatan justru menurunkan kecepatan kendaraan. Bukan malah mempercepat laju kendaraan, seperti yang terjadi di tempat kita. Semua tertib dan patuh pada Traffic Light. Tidak ada yang tiba-tiba menerobos lampu merah. Jangankan menerobos, melewati batas garis putih (marka jalan) di bawah TL saja tidak terjadi. Semua pengemudi bus (tidak ada mikrolet dan sejenisnya di Korea Selatan) hanya akan berhenti di Halte dan terminal. Tidak ada bus yang berhenti di luar halte dan terminal. Demikian juga dengan para penumpang bus, mereka semua tertib dan patuh. Tidak ada satupun penumpang yang menghentikan bus di luar halte. Kalaupun jarak antara rumah (kantor) dan halte agak jauh, maka calon penumpang memang harus rela berkorban untuk jalan kaki ke Halte supaya lalu lintas tertib dan lancar.
Contoh lainya. Suatu malam sekitar pkl. 11 malam, saya dan beberapa teman-teman baru saja pulang dari warnet. Di sebelah warnet ada perempatan dengan Traffic Light. Dari 4 ruas jalan itu, hanya saru ruas jalan saja yang ada kendaraanya. Dan kebetulan sekali, ternyata yang mendapat giliran lampu merah itu adalah ruas jalan yang ada kendaraanya itu. Dan yang membuat saya dan teman-teman tersenyum, ternyata kendaraan-kendaraan itu tidak melakukan pelanggaran meskipun malam hari dan tidak ada polisi juga tidak ada kendaraan yang melintas dari 3 ruas jalan yang ada di depannya. Begitu disiplinnya mereka. Padahal satu diantara teman yang bersama saya waktu itu ada yang nyletuk "Lha kalau saya...... ya tak lewati lampu merah itu. Untuk apa berhenti, wong tidak ada yang lewat?".
Tapi, nampaknya orang korea punya pikiran lain. Diantaranya, kalau mereka melanggar aturan yang ada (meskipun polisi tidak tahu dan tidak ada orang lain yang dirugikan), berarti mereka sudah membuat terjadinya ketidaktertiban lalu lintas.
Para pejalan kaki juga memberikan kontribusi yang cukup besar dalam ketertiban lalu lintas. Di Zebra Cross mereka sangat tertib. Zebra Cross di Korea Selatan berbeda dengan Zebra Cross yang ada di tempat kita. Di Indonesia, Zebra Cross hanya dibuat dengan satu deret garis putih. Akibatnya penyebrang dari satu sisi dan dari sisi yang lain berada pada satu deret garis, dan kadang sering terjadi papasan. Di Korea Selatan, Zebra Cross dibuat dengan dua deret garis putih yang bersebelahan. Sehingga antara penyebrangan jalan dari satu sisi dan sisi yang berlawanan tidak akan terjadi papasan, karena mereka punya Zebra Cross sendiri-sendiri. Pernah saya mencoba berada pada zebra Cross untuk para penyebrangan dari arah yang berlawanan, untuk mengetahui apa yang terjadi. Ternyata, saya dinasehati oleh orang Korea supaya saya menggunakan jalur yang benar. Dan memang, saya lihat semuanya tertib pada jalur yang benar.
(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan Photo msnbc.msn.com)

Di Korea Selatan, kesadaran masyarakat terhadap ketertiban dan kedisiplinan di jalan raya sangat tinggi. Sebagai contoh, semua kendaraan waktu mendekati Traffic Light (TL) atau perempatan justru menurunkan kecepatan kendaraan. Bukan malah mempercepat laju kendaraan, seperti yang terjadi di tempat kita. Semua tertib dan patuh pada Traffic Light. Tidak ada yang tiba-tiba menerobos lampu merah. Jangankan menerobos, melewati batas garis putih (marka jalan) di bawah TL saja tidak terjadi. Semua pengemudi bus (tidak ada mikrolet dan sejenisnya di Korea Selatan) hanya akan berhenti di Halte dan terminal. Tidak ada bus yang berhenti di luar halte dan terminal. Demikian juga dengan para penumpang bus, mereka semua tertib dan patuh. Tidak ada satupun penumpang yang menghentikan bus di luar halte. Kalaupun jarak antara rumah (kantor) dan halte agak jauh, maka calon penumpang memang harus rela berkorban untuk jalan kaki ke Halte supaya lalu lintas tertib dan lancar.
Contoh lainya. Suatu malam sekitar pkl. 11 malam, saya dan beberapa teman-teman baru saja pulang dari warnet. Di sebelah warnet ada perempatan dengan Traffic Light. Dari 4 ruas jalan itu, hanya saru ruas jalan saja yang ada kendaraanya. Dan kebetulan sekali, ternyata yang mendapat giliran lampu merah itu adalah ruas jalan yang ada kendaraanya itu. Dan yang membuat saya dan teman-teman tersenyum, ternyata kendaraan-kendaraan itu tidak melakukan pelanggaran meskipun malam hari dan tidak ada polisi juga tidak ada kendaraan yang melintas dari 3 ruas jalan yang ada di depannya. Begitu disiplinnya mereka. Padahal satu diantara teman yang bersama saya waktu itu ada yang nyletuk "Lha kalau saya...... ya tak lewati lampu merah itu. Untuk apa berhenti, wong tidak ada yang lewat?".
Tapi, nampaknya orang korea punya pikiran lain. Diantaranya, kalau mereka melanggar aturan yang ada (meskipun polisi tidak tahu dan tidak ada orang lain yang dirugikan), berarti mereka sudah membuat terjadinya ketidaktertiban lalu lintas.
Para pejalan kaki juga memberikan kontribusi yang cukup besar dalam ketertiban lalu lintas. Di Zebra Cross mereka sangat tertib. Zebra Cross di Korea Selatan berbeda dengan Zebra Cross yang ada di tempat kita. Di Indonesia, Zebra Cross hanya dibuat dengan satu deret garis putih. Akibatnya penyebrang dari satu sisi dan dari sisi yang lain berada pada satu deret garis, dan kadang sering terjadi papasan. Di Korea Selatan, Zebra Cross dibuat dengan dua deret garis putih yang bersebelahan. Sehingga antara penyebrangan jalan dari satu sisi dan sisi yang berlawanan tidak akan terjadi papasan, karena mereka punya Zebra Cross sendiri-sendiri. Pernah saya mencoba berada pada zebra Cross untuk para penyebrangan dari arah yang berlawanan, untuk mengetahui apa yang terjadi. Ternyata, saya dinasehati oleh orang Korea supaya saya menggunakan jalur yang benar. Dan memang, saya lihat semuanya tertib pada jalur yang benar.
(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan Photo msnbc.msn.com)
0 komentar:
Posting Komentar