Senin, 08 Oktober 2012

13. Gratitude

Pusat Pelatihan Bisnis/ActionCoach 09-10-2012
Budaya yang ketiga belas untuk sukses berkelimpahan adalah "Gratitude". Kalau kita memaknai Gratitude seperti yang dikonsep oleh ActionCOACH maka gratitude itu bermakna 

"I am a truly grateful person. I say thank you and show appreciation often and in many ways, so that all around me know how much I appreciate everything and everyone I have in my life. I celebrate my wins and the wins of my clients, and team. I consistently catch myself and other people doing things right...". Secara harfiah bisa diartikan, bahwa kita harus menjadi orang yang berjiwa besar. Dan kita selalu megucapkan terima kasih, menunjukan sesering mungkin apresiasi kita dengan banyak cara. Dengan cara semacam ini, maka lingkungan sekitar kita mengetahui seberapa besar kita mengapresiasi setiap hal dan kepada setiap orang dalam hidup kita. Kita jugua harus merayakan kemenangan kita, klien kita dan juga team kita. Kita juga harus konsisten melakukan hal hal yang benar.

Ucapaan terima kasih kepada setiap hal dan setiap orang adalah hal yang penting. Tapi seringkali ini kita lupakan. Ada beberapa hal yang sering dilupakan seseorang. Seringkali kita mengkritik seseorang dengan sagat detail dan sangat spesifik. Tapi, pada waktu kita megucapkan terima kasih, justru sangat umum dan tidak begitu jelas/spesifik. Tentu efeknya sangat berbeda kalau kita mengucapkan terima kasih degan cara yang spesifik dan tidak. Ucapan terima kasih yang sangat spesifik, akan membuat terkesan bagi yang menerima ucapan terima kasih. Nah.. efeknya, orang akan lebih sangat menghargai kita karena ucapan terima kasih itu. Dengan demikian ucapan terima kasih itu akan menjadi feed back yang sangat baik.

Satu hal lagi yang sangat penting, ucapan terima kasih harus diucapkan dengan sangat ikhlas. Karena ucapan terima kasih yang tidak ikhlas, justru akan berimbas sebaliknya.   

Berikut ini satu contoh budaya "Terima Kasih".
Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 08-07-2012 
Bangsa Korea adalah bangsa yang bangga dengan identitas kebangsaan mereka. Satu diantara identitas kebangsaan adalah bahasa. Begitu bangganya bangsa Korea Terhadap bahasa Korea Selatan, beberapa belas tahun lalu, mereka tetap percaya diri untuk menggunakan bahasa Korea Sendiri di dalam negeri Korea Selatan. Sehingga setiap warga asing yang akan masuk ke Korea Selatan yang harus menyesuaikan diri dengan bahasa mereka.
Tapi karena perkembangan kebudayaan yag tidak dapat dihindari, akhirnya bangsa Korea Selatan juga terbuka terhadap bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional. Sehingga gerakan untuk belajar bahasa Inggris cukup mendapat perhatian. Tidak saja dari pemerintah tapi juga dari masyarakat dari berbagai kalangan. Antusias masyarakat Korea Selatan untuk belajar memang cukup tinggi. Hal ini bisa terlihat dari keinginan mereka untuk belajar. Mungkin kalau di Indonesia ada gerakan belajar bahasa Inggri hanya akan diikuti oleh mereka yang masih muda dan belajar di sekolah atau di lembaga pendidikan. Tapi di Korea Selatan, semua lapisan masyarakat belajar bahasa inggris dengan gaya mereka sendiri. Semua belajar bahasa Inggris, mulai dari penjual makanan di trotoar sampai mereka yang punya restoran. Seorang tukang kayu dan tukang batu bata yang pekerjaanya membuat bangunan (kalau di Indonesia tukang batu) juga antusias belajar belajar bahasa Inggris. Para tukang kayu dan batu ini, kalau ketemu dengan orang asing, selain menggunakan bahasa Korea Selatan mereka juga sangat percaya diri menggunakan bahasa Inggris. Ini menunjukan bangsa yang percaya diri dan punya semangat belajar yang cukup cukup tinggi, meskipun Korea Selatan adalah termasuk bangsa yang maju.

Demikian juga dengan anak-anak kecil di usia 6 - 9 tahun. Kalau anak-anak ini disapa orang asing, mereka juga sangat percaya diri untuk menjawab dengan bahasa Inggris. Yang berusia sekitar 50 tahunan juga tidak kalah bersemangatnya untuk menggunakan bahasa Inggris.

Meski mereka sekarang terbuka dengan bahasa Inggris, tapi kebanggan terhadap bahasa Krea Selatan masih tetap ada. Paling tidak ini terwujud dari masih gencarnya pembelajaran Bahasa Korea secara gratis yang deiberikan oleh lembaga-lembaga tertentu pada warga asing yang tinggal di Korea Selatan. Biasanya mereka akan punya waktu belajar bahasa Korea Selatan hari minggu

Bangsa yang maju seperti Korea Selatan saja, masih semangat untuk belajar, mestinya bangsa Indonesia juga lebih bersemangat belajar untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa lain.

0 komentar:

Posting Komentar