Senin, 16 Juli 2012

Korea Selatan adalah nomer 1 di dunia


Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 16-07-2012
Rasa cinta terhadap bangsa kita sendiri, tentu banyak wujud dan caranya. Satu diantaranya adalah mencintai produk dalam Negeri. Mencintai adalah suatu kerja dari hati. Karena itu, Membuat warga suatu bangsa mecintai produknya, tidak bisa dilakukan dengan cara memerintah seperti baris berbaris. Tetapi juga melalui sebuah proses yang melibatkan warga dari suatu bangsa dan kebijakan dari pemerintah.

Tentang cinta pada produk dalam negeri, kita bisa belajar banyak dari Negeri Ginseng Korea Selatan. Pada awal setelah Perang dunia ke 2, Korea disibukan dengan perpecahan di dalam negeri yang membuat Korea Selatan terpecah jadi 2 seperti sekarang, Korea Selatan dan Korea Utara. Waktu itu, dunia Internasional tidak ada yang melirik sedikitpun pada Korea Selatan. Tapi akhirnya Korea Selatan bisa menunjukan kebangkitanya di dunia. Produk-produknya sekarang sudah bersaing dengan produk Jepang.

Produk-produk Korea Selatan tidak saja laku keras di luar negeri, tapi juga sangat dicintai masyarakatnya sendiri. Kalau kita berada di Korea Selatan, maka kita tidak akan pernah melihat mobil buatan negera lain. Di jalan-jalan di Korea Selatan hanya ada mobil merk Hyundai, KIA, Samsung, Syangyong (semua buatan Korea Selatan). Mobil buatan Korea Selatan benar-benar menjadi Penguasa di Rumah Sendiri. Semua orang Korea menggunakan mobil buatan Korea Selatan sendiri. Kita baru melihat mobil buatan Eropa kalau kita masuk ke Kedutaan Besar. Apapun kebijakan yang dilakukan Pemerintah Korea Selatan, telah membuat warganya sangat bangga dengan mobil mereka sendiri.

Di tempat kerja saya yang berada di kota Suwon, ada sekitar 8 mesin. 7 mesin buatan jepang dan memang sangat efectif kerjanya. Sedangkan 1 mesin buatan Korea Selatan yang memang kalah efektif dengan buatan jepang. Tetapi setiap saat, atasan saya selalu membangga-banggakan mesin buatan Korea Selatan itu. Padahal, atasan saya juga menyadari kelemahan mesin itu, tetapi setiap saat ia bangga dengan mesin itu.

Di dalam sebuah Industri, sebenarnya mesin-mesin produksi di Korea Selatan banyak yang mengimport dari Jepang. Orang Korea Selatan sebenarnya tahu, mesin Produksi buatan mereka sendiri memang masih kalah dengan mesin produksi Jepang. Tapi dengan kebanggaan terhadap mesin produksi buatan mereka sendiri, mereka sangat yakin bisa menyalip Jepang.

Di dunia Pariwisata, mereka juga sangat bangga dengan tempat-tempat wisata mereka. Memang mereka suka memuji-muji tempat lain yang indah di dunia ini. Tapi di setiap pembicaraan, mereka selalu mengakhiri dengan kalimat yang seragam “wisata Korea Selatan adalah yang nomer 1 di dunia”. Kalimat ini dikatakan oleh seluruh warga Korea Selatan, baik Sopir Taxi, Pedagang di Pasar, dan juga pegawai Super Market, dll.

Suatu saat, ketika saya naik taxi ke Super Market, sopir taxi megajak dialog sambil bergurau tentang wanita-wanita Indonesia yang cantik-cantik yang kerja di Korea Selatan.Dialog itu kalau saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah seperti ini :
Driver : “Wahhhh wanita-wanita Indonesia yang kerja di Korea Selatan ini cantik-cantik ya….he he he he…”.
Aku : “ah…. Bapak ini bisa-bisa saja”.
Driver : “Lho… iya saya serius. Meskipun penampilan wanita Indonesia berbeda dengan wanita-wanita Jepang, wanita Indonesia sama cantiknya dengan wanita Jepang. he he he”.
Aku : “Ah… masak pak? Khan wanita-wanita Jepang paling cantik di dunia?”
Driver : “ Anda salah… wanita-wanita paling cantik di dunia bukan dari Jepang. Memang… wanita jepang cantik-cantik…. Tapi wanita-wanita Korea Selatan tetap paling cantik dan nomer 1 di dunia”.
Mendengar Perkataan terakhir ini, aku hanya senyum kecil sambil berkata dalam hati “Dasar Orang Korea.”.

Kita melihat, betapa bangganya warga Korea Selatan tentang segala sesuatu yang mereka miliki, mulai dari barang Industri sampai pembicaraan tentang gadis cantikpun, mereka tetap percaya diri sebagai yang nomer 1 di dunia.

(Action Coach Business Relation Agung Kurniawan/ Photo langitberita.com)

0 komentar:

Posting Komentar