Rabu, 17 Oktober 2012

Budaya Coaching

Menciptakan Budaya Coaching 
Menuju Perusahaan Kelas Dunia

Hidup di ERA hyper modern dengan persaingan bebas membuat kita sadar akan keterbatasan manusia di dalam menjawab berbagai tantangan-tantangan hidup. Kreativitas dan daya pikir canggih semata tidak lagi berhasil membawa kita memenangkan persaingan dan sering kali tidak (atau terkesan tidak) ada pengaruhnya sama sekali terhadap peningkatan kualitas performa/kinerja perusahaan.
Tentunya saya tidak berpendapat bahwa kreatifitas dan kepandaian kognitif tidak berguna lagi, justru ini sangat berguna sekali untuk kemajuan suatu organisasi. Namun, harus diakui bahwa kualitas manusia (baca: intelektualitas SDM) yang baik tidak menjamin peningkatan kemajuan suatu organisasi, dan tidak lagi berbanding lurus dengan progress yang kita inginkan. Banyak Direktur, bahkan C-level professional yang sangat pandai dan berpengalaman belum dapat mengeksplorasi segenap kemampuannya untuk aktualisasi dan eksistensi perusahaan dimana mereka berkarya. Sering saya menemui banyak organisasi dan Entitas Bisnis mengambil jalan pintas dengan menginvestasikan dana yang cukup signifikan untuk remunerasi top managers mereka. Toh, ini pun dirasa kurang menjawab tantangan SDM kita. Lalu apa yang “missing”?
Dari Literatur yang saya baca, dan dari pengalaman saya pribadi, manusia dikategorikan menjadi 4 bagian yang saling terkait dalam menunjang performa seseorang. 4 hal itu adalah: Body, Mind, Heart, and Spirit. Body adalah kekuatan dan kesehatan fisik seseorang, Mind adalah inteligensia kognitif, kesadaran atau “awareness” dalam bekerja. Nah itu dua bagian pertama yang paling bisa diukur dengan metode konvensional (biasanya melalui sistem absensi) dan KPI (Key Performance Index).Dua bagian yang pertama ini biasanya lazim diaplikasikan pada pasukan ujung tombak, pekerja (staff), supervisor dan pelaksana lapangan. Lalu ada 2 bagian yang terakhir yaitu Heart and Spirit, yang kalau di terjemahkan secara bebas berarti kemampuan seseorang untuk berpikir dengan segenap hati dan jiwa. 2 bagian terakhir inilah yang wajib dikembangkan dan dimiliki oleh semua lapisan, terutama untuk level paling tinggi (top-tiers management people).

Nah kalau diibaratkan mobil, memiliki team dengan 2 bagian pertama saja yaitu body and mind itu seperti menjalankan mesin dengan sepertiga power saja, sedangkan apabila menggunakan ke 4 bagian diatas, maka kita laiknya menaiki mobil dengan power 100%. Bayangkan betapa dahsyatnya performa organisasi tersebut apabila top tiers kita menginisiasi ke 4 bagian tersebut. Lalu bagaimana agar organisasi kita bisa menciptakan team yang bekerja secara 100%?

Didalam perusahaan, pada umumnya “tanggung jawab” ini dilimpahkan ke divisi HR (Human Resource) untuk melakukan “Touch Up” kepada asset SDM yang bersangkutan. Disini peran HR sangat penting sekali di dalam memfasilitasi perkembangan SDM secara holistic. Namun, karena banyaknya permasalahan SDM yang dihadapi, dan terutama di level pekerja atau staff, maka fungsi untuk mengoptimalkan SDM di level tinggipun terkesan ala kadarnya dan bahkan diabaikan. HR team lebih intens melakukan Internal Training, Skill improvement, Out Bound, Recruitment, Induction Program, sampai menyesuaikan regulasi internal dengan kebijakan pemerintah mengenai Perupahan dan buruh.

Permasalahan umum yang kedua adalah, biasanya HR people akan “sungkan” dan merasa tidak nyaman untuk menelurkan program pemberdayaan Top Tiers Management, yang notabene adalah atasannya sendiri. Walaupun semua pihak paham pentingnya “ constant people development”, toh pada umumnya top level management, dan C-Level (CEO, COO, CMO, CFO) jarang tersentuh secara sinifikan. Padalah dilevel inilah kebijaksanaan Executive dihasilkan dan akan menentukan arah masa depan perusahaan. Nah, kalau begitu siapakah yang paling berkompeten untuk meng-upgrade top level management?

Dalam 1 dekade terakhir ini, HRD sudah mengembangkan dan menambah fungsinya dari cuma sekedar mengurusi SDM menjadi mengembangkan SDM. Makna dan singkatannya pun sudah disesuaikan dari versi lama HRD (Human Resource Department ) menjadi versi baru HRD (Human Resource Development). Lalu apa perbedaan antara versi lama dan versi baru? Perbedaan pertamanya terletak di FOKUS utama untuk mengoptimalkan segenap asset SDM yang ada dari Top to Bottom, dari CEO ke Front Liners. Perbedaan yang kedua terletak pada proses melibatkan top tiers, director, dan managers untuk menjadi katalis pengembangan ke anak buahnya masing – masing, yang apabila dilakukan secara sistemik bukan saja Organisasi secara keseluruhan akan maju, tapi juga kemampuan leadership dan peningkatan performa di setiap individu di top level management juga akan meningkat. Lalu Skill apakah yang harus dipelajari dan diaplikasikan oleh para C-Level people?

Ketrampilan ini adalah “COACHING SKILL”, skill atau ketrampilan yang diperkenalkan pertama kali di Dunia Barat (di America, kemudian menyebar di dataran Eropa) dan telah banyak di pelajari oleh Executives Perusahaan Perusahaan besar di dunia. Sama dengan skill atau ketrampilan lainnya, Coaching Skill bisa dipelajari dan terbukti membawa perubahan positif di organisasi yang mengapliaksikannya. Coaching Skill bermuara pada sebuah disiplin ilmu yang disebut sebagai Positive Psychology. Prinsip dasar dan inti dari Coaching adalah “Self-Directed Learning”, atau pembelajaran/pengembangan diri yang mengacu kepada kesadaran yang bersumber dari dalam diri pribadi itu sendiri. Coaching akan membawa segala sesuatu yang sudah kita pelajari, dari pengalaman, dari bangku sekolah, dan dari manapun yang tersimpan di benak kita, dan me-rekonstruksikan pengalaman dan informasi2 tersebut untuk menjawab tantangan2 yang sulit yang kita hadapi pada saat ini. Skill ini akan membawa setiap individu ke Top Performance mereka dan mereka akan benar2 menjadi Asset perusahaan yang paling berharga.
Sudah Siapkah anda membawa perusahaan dan diri anda sendiri “to be the best you can be”?

Penulis : Humphrey Rusli
             Business Coach di Surabaya ActionCOACH
             Co Founder Surabaya ActionCOACH

0 komentar:

Posting Komentar