Senin, 29 Oktober 2012

Cara meningkatkan Jumlah Transaksi?

Pusat Pelatihan Bisnis/ActionCOACH 29-10-2012
Sekali lagi terima kasih untuk para pembaca blog yang memberikan atensi dengan bertanya melalui email actionagung@gmail.com. Kami akan menjawab semua pertanyaan bisnis yang anda sampaikan. Satu pertanayaan yang kami terima, antara lain dari saudara amanudin yang menanyakan "bagaimana cara meningkatkan jumlah transaksi pejualan dari product yang kita miliki?".

Jawaban : Terkait dengan bagaimana cara meningkatkan jumlah transaksi penjualan dari product yang kita pasarkan. Ini berarti, kita mengusahakan, bagaimana supaya 1 pelanggan kita melakukan transaksi berkali-kali atau lebih sering pada satu periode tertentu. Secara umum, kita harus punya hubungan yang baik dengan konsumen. Karena dengan hubungan yang baik, maka konsumen bisa kita tarik untuk melakukan transaski sesering mungkin. Nah.. bagaimana caranya?. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan antara lain :
  1. 1. Pertama, kita usahakan memberikan sedikit janji, dan lebih banyak melakukan kejutan-kejutan yang menyenangkan pelanggan. Dengan cara ini, pelanggan akan terkesan dengan product kita.
  2. 2. Kedua,memberikan layanan yang spesial kepada para pelanggan, kembangkan komunikasi yang lebih luas dengan pelanggan anda, cari tahu kesukaanya, tempat tinggalnya dll sehingga mereka merasa nyaman berbisnis dengan anda.
  3. 3. Lakukan hubungan/komunikasi berkala dengan pelanggan anda secara berkala, dengan demikian akan terjalin komunikasi yang berkesinambungan. Nah... pada saat komunikasi semacam ini, sertakan juga penawaraan yang menarik untuk konsumen.
  4. 4. Tambahkan jajaran product anda dan beritahukan pada konsumen tentang product-product yang  baru saja anda tambahkan di jajaran product anda.
  5. 5. Stok siap pakai siap kirim harus tersedia. Ini sebagai upaya antisipasi terhadap pelanggan yang tiba-tiba melakukan pembelian secara mendadak. Ini harus dilakukan karena kalau tidak, akan membuat pelanggan anda bisa jadi pergi ke tempat lain. Dan ini jadi catatan pelanggan anda.
Itu paling tidak 5 strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah transaksi.

6 Mitos Bisnis (Bagian Pertama)

Pusat Pelatihan Bisnis/ActionCOACH 29-10-2012
Dalam bisnis ada 6 mitos yang harus bisa kita hindari. Mitos yang pertama adalah "untuk menjadi pengusaha sukses harus gila". Ini adalah benar-benar mitos. Karena mereka (para pengusaha yang sukses sama sekali tidak gila), tapi mereka punya perhitungan yang sangat detail tentang semua langkah yang sudah mereka putuskan untuk kemajuan bisnis. Hanya saja, perhitungan yang detail ini tidak diketahui masyarakat secara luas. Masyarakat hanya melihat langkah-langkahnya saja yang seakan-akan seperti orang gila (tanpa perhitungan yang matang).

Sebagai satu contoh, Ketika maskapai penerbangan Air Asia mengambil keputusan membuat harga yang sangat murah untuk penerbangan yang dilayani Air Asia, orang melihatnya sebagai perilaku gila(bagaimana mungkin membuat penerbangan yang sangat murah, bukankah penerbangan itu membutuhkan biaya yang sangat mahal?). Jadi langkah Air Asia ini, dinilai sebagai langkah yang gila/ngawur tanpa perhitungan. Padahal yang terjadi adalah Air Asia sudah melakukan perhitungan yang cukup matang untuk melakukan penghematan/efisiensi di berbagai bidang termasuk diantaranya menghilangkan anggaran konsumsi penumpang untuk rute penerbangan jarak pendek.

Saat pertama kali Air Asia melakukan langkah ini, sekali lagi semua orang mengaggap ini sebagai langkah gila. Setelah berjalannya waktu, baru masyarakat tahu ternyata banyak hal yang bisa dihemat untuk sebuah penerbangan cukup banyak dan sangat berarti.

Karena itu, sebenarnya langkah-langkah yang diambil oleh pengusaha dipandang masyarakat luas sebagai langkah-langkah yang gila, sehingga menimbulkan stigma "langkah gila untuk sukses berbisnis". Padahal kenyataanya, semuanya sudah diperhitungkan.

Jadi bagaimana, anda ingin mencoba cara gila atau dengan perhitungan yang matang?      

(Agung Kurniawan/Redaksi www.pusatpelatihanbisnis.blogspot.com)photo/www.airasia.com

Minggu, 28 Oktober 2012

10 Prinsip Kepemimpinan Brad Sugars (02)

Pusat Pelatihan Bisnis/ActionCOACH 29-10-2012

Prinsip Kepemimpinan yang kedua berdasarkan rumusan Brad Sugars pendiri ActionCOACH adalah "Jadilah ahli teknis. Sebagai seorang pemimpinharus tahu pekerjaan sendiri sebagai seorang pemimpian dan juga memiliki "keakraban yang solid dengan pekerjaan karyawan".

Kalau kita mengacu pada rumusan di atas, maka kita disarankan untuk menjadi ahli tekhnis?. Tentu anda bertanya-tanya, "lho ini apalagi, wong sebagai seorang pimpinan yang memanage semua tenaga tekhnis koq malah kita harus jadi ahli tekhnis?". Yang dimaksud dengan ahli tekhnis bukan berarti kita kemudian menjadi seorang tekhnisi. Tapi kita bisa melakukan, apa yang dilakukan oleh bawahan kita sebaik mungkin. Kalau kita kembali ke sejarah para fouunder dalam bisnis, hampir semuanya mereka ini mengawali dengan menjadi tenaga tekhnisi di bidang penjualan (marketing). Ada yang mengawali menjadi tenaga tekhnis (chef) di bidang restaurant, dll. Mereka ini yang mempunyai visi dan misi yang cukup kuat, akhirnya bisa memiliki bisnis sesuai dengan skill yang dimiliki. Sehingga, pada waktu menjadi seorang pemimpin bisnis, maka secara otomatis sang pemimpin ini sudah memiliki kemampuan tekhnis di bisnis yang dipimpinya. Jadi untuk pemilik bisnis yang memang memulai dari awal bisnisnya dengan menjadi tenaga tekhnis, prinisp yang kedua ini, tidak begitu masalah.

Nah..bagaimana dengan pemimpin bisnis yang menjadi pemimpin ketika bisnis sudah berjalan cukup bagus?. Disinilah fungsinya prinsip kedua tentang kepemimpinan yang dirumuskan Brad Sugars. Kondisi sang pemimpin yang seperti ini, maka diharuskan menjadi ahli tekhnis (bukan menjadi Tekhnisi). Artinya, kita juga mahir dengan pekerjaan yang dilakukan orang-orang yang kita pimpin, tapi kita tidak melakukan pekerjaan itu sehari-hari. Kita mahir berjualan, tapi kita tidak melakukannya tiap hari. Kita juga mahir di produksi, tapi kita juga tidak melakukan pekerjan itu sehari-hari. Kita juga mahir sebagai seorang montir mobil, tapi kita tidak melakukannya dalam keseharian kita. Lho... lantas apa gunannya?

Dengan menjadi ahli tekhnis di bisnis kita, maka kita akan akrab dengan pekerjaan orang-orang yang kita pimpin. Sehingga kalau ada trouble di proses penjualan, produksi dll, kita sebagai seorang pimpinan bisa mengetahui jalan keluarnya.

Secara singkat kata, sebagai seorang pemimpin, kita dituntut harus mengerti tugas kita sebagai seorang pemimpin (managerial) dan juga harus tahu, memahami pekerjaan bawahan kita.

(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan)

Jumat, 26 Oktober 2012

6 Mitos Bisnis

Pusat Pelatihan Bisnis/Action COACH 27-10-2012
Di dalam membangun bisnis, kadangkala para pebisnis melakukan langkah-langkah berdasarkan mitos yang sudah dipercaya para pebisnis sebelumnya/atau yang diwariskan oleh orang tuanya. Tentu kalau tidak dicermati benar maka kita akan benar-benar melakukan nilai yang ada di mitos itu tanpa kita mengetahui esensi dari nilai mitos itu. Apakah 6 Mitos itu
  1. Mitos "harus gila untuk menjadi pebisnis yang sukses". Nilai yang benar adalah bisnis harus benar-benar dihitung secara akurat, tapi dengan cara yang cepat. Jadi, pengambilan keputusan buka dengan cara yang serampangan dan asal-asalan
  2. Mitos "Susah mencari Karyawan". Tidak susah mencari karyawan jumlah pengagguran masih cukup tinggi, yang benar adalah kita belum tahu bagaimana cara mencari karyawan yang benar.
  3. Mitos "Sukses harus bekerja Keras" yang benar, tidak cukup hanya kerja keras, tapi juga dengan ilmu pengetahua dan harus tahu arah tujuan kita.
  4. Mitos "Kalau mau sukses harus positif thinking" yang benar, harus bisa menerima kenyataan kalau memang bisnis kita sedang turun (biasanya dikamuflase dengan positif thinking dengan cara, bisnis tidak sedang tumbuh)
  5. Mitos "krisis adalah peluang". Hanya akan menjadi peluang untuk orang yang berilmu pengetahuan. tidak untuk semua orang.
  6. Mitos "bisnis tidak boleh ditinggal". Yang benar, bisnis sangat bisa ditinggal asalkan dipersiapan dengan benar.
Sama dengan Mitos dalam kehidupan sehari-hari, kalau kita melakukan nilai-nilai yang ada dalam mitos itu, maka kita juga akan melakukan sesuatu yang salah. Sebagai satu contoh. Munculnya pelangi di waktu sesudah hujan turun mengandung nilai mitos, bahwa itu jembatan menuju surga, atau jembatan yang dipakai oleh bidadari dari khayangan untuk turun ke bumi. Kemudian, kita termakan mitos ini, dan karena penasaran, kita kemudian mencari pangkal pelangi itu di ujung bumi. Maka kita jalan sejauh apapun, tetap saja kita tidak akan menemukan pangkal jembatan dari khayangan itu karena memang jembatan itu tidak ada.

Demikian juga dengan nilai yang terkandung dalam 6 mitos bisnis ini, kalau kita melakukan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, maka kita juga akan melakukan nilai-nilai yang salah dalam mengelola bisnis. Dan imbasnya tentu sangat berbahaya, karena akan mengorbankan energi, materi dan phikiran, juga waktu kita.
Karena itu, sebisa mungkin, kita harus menghindari mitos-mitos-mitos bisnis.    

(Agung Kurniawan)redaksi www.pusatpelatihabisnis.blogspot.com/ photo/tngunungmerapi.org

Ingin Punya Bisnis, Tapi tidak Punya Modal

Pusat Pelatihan Bisnis/Action COACH 27-10-2012
Ibu Nita Pendengar Radio Sangkakala 1062 AM digital pada waktu acara Business Coaching di hari kamis pkl 20.00 - 21.00  minggu ke empat bulan October 2012 menanyakan tentang keinginannya punya bisnis sendiri. Melalui telephone bu nita bertanya "saya ingin membuka salon kecantikan di rumah, sehingga saya tidak perlu keluar rumah untuk berbisnis. Tapi masalahnya adalah, saya belum punya keahlian, bagaimana caranya, apakah harus kursus dulu?. Pertanyaan yang kedua saya juga belum punya modal, bagaimana juga caranya?".

Menanggapi pertanyaan ini, Coach Wito satu diantara Business Coach yang dimiliki Surabaya Action Coach menyatakan, ada 2 hal yang belum dimiliki ibu nita.

Pertama, tentang kemampuan skill merawat kecantikan. Kalau belum punya kemampuan ini, bisa dicari dengan cara yang lebih baik daripada kursus, yaitu dengan belajar/magang/jadi karyawan salon kecantikan. Dengan cara semacam ini, maka ibu nita akan mendapatkan 2 manfaat, yaitu mendapatkan ilmu merawat kecantikan dan yang berikutnya mendapatkan gaji/pendapatan. Sehingga pada saatnya nanti akan punya sedikit modal untuk mendirikan salon di kemudian hari.

Kedua, permasalahn permodalan. Saat ini sebenarnya cukup banyak orang yang memiliki dana yang cukup besar dan kesulitan menempatkan dananya. Sehingga mereka memilih menempatkan di deposito. Nah.. kalau ibu nita bisa menemukan orang yang punya dana seperti ini, maka bu nita bisa mengajukan prospek bisnis salon dan bisa memberikan keuntungan lebih dari bunga deposito. Masih menurut Coach Wito, iklim dan cuaca bisnis sekarang ini sangat bagus, sehingga hasil dari bisnis sebenarnya lebih bisa lebih besar dibandingkan dengan bunga deposito.

(Agung Kurniawan)

Ingin punya bisnis tapi belum punya skill

Pusat Pelatihan Bisnis/Action COACH 27-10-2012
Waktu dialog interaktif di Radio Sangkakala AM Digital 1062 dalam program Business Coaching, ada seorang pendengar yang bertany seperti ini "Saya sudah berusia 48 tahun, saya sebelumnya seorang karyawan swasta, karena sesuatu hal saya akhirnya berhenti dari pekerjaan saya. Nah sekarang saya ingin punya usaha sendiri, tapi belum tahu saya akan membuka usaha apa?. Saya minta saran dari Coach".

Menjawab pertanyaan ini, Coach Suwito Sumargo menyatakan, kalau ingin membuka usaha/bisnis maka usahakan bergerak di bidang yang kita kuasai. Jadi, sebaiknya bercermin pada waktu kita jadi karyawan dulu. Kalau waktu itu, kita bekerja di resataurant dan kita sebagai orang yang dipercaya untuk memasak makanan, maka kita bisa membuka rumah makan sendiri. Kalau dulu kita bekerja perusahaan telekomunikasi, maka kita bisa membuka unit usaha dari hal-hal yang terkait dengan bisnis telekomunikasi.

Intinya, kita membuka usaha sesuai dengan pengetahuan dan ilmu yang kita miliki. Tapi ini adalah bekal pertama/awal. Artinya, setelah itu, perlu meningkatkan ilmu bisnis. Mengapa?

Karena dalam mengelola/membangun bisnis itu ada 2 wilayah yang harus kita pahami dan kita harus mampu. Yang pertama kemampuan bisnis. Kemampuan bisnis ini meliputi pengelolaan produksi, marketing, keuangan, dan kemampuan managerial lainnya. Ini harus benar-benar kita kuasai dengan benar, kalau bisnis kita ingin hidup dan berkembang. Yang kedua adalah kemampuan tekhnis/produksi. Kita harus mempu/tahu dan bisa melakukan  proses produksi barang/jasa dari bisnis kita. Gunanya, supaya kita bisa mengukur/menilai/mengevaluasi pada waktu karyawan kita yang melakukan proses produksi itu. Sebagai seorang bisnis, maka kemampuan managerial inilah yang harus lebih banyak kita kuasai.   

(Agung Kurniawan)