News & Updates

Senin, 12 November 2012

Wanita Sukses and Sexy

Pusat Pelatihan Bisnis/Action COACH 12-11-2012
Wanita Sukses dan Sexy... semua wanita mendambakan ini. Inilah perbicangan sore di program Metro Female Career di Radio Metrofemale 88,5 FM. Perbincangan ini menghadirkan nara sumber Ibu Maria Budiono CFO Action Coach di Surabaya.

Menurut ibu Maria, ada 3 hal yang membuat wanita bisa termasuk dalam kelompok wanita yang sukses and sexy. 3 hal itu antara lain :

  1. Pertama adalah Atitude. Apakah atitude kita sebagai seorang wanita karier sudah baik?. Artinya apakah perilaku kita, sikap kita sudah dihormati dan menjadi panutan untuk klien kita. Klien dalam arti yang cukup luas. Bisa berarti customer kita, bisa juga staff kita.
  2. Kedua. Cas Flow/Money kita. Artinya, apakah kita sudah benar-benar bisa memenuhi kebutuhan kita. Atau pendek kita, kita tidak tergantung dengan pihak lain dalam memenuhi kebuthan ekonomi kita 
  3. Ketiga adalah networking. Kalau kita sudah bisa membuat networking, atau komunitas. Sudahkah kita bisa memberikan sesuatu masukan, Ilmu, dan gagasan pada komunitas yang kita ikuti atau yang kita bentuk.
 Acara yang dipandu penyiar "Dhina" ini akan terus menemani para pendengar metrofemale setiap hari senin pertama setiap bulan dari jam 3 sampai jam 4 sore.

Selasa, 30 Oktober 2012

10 Prinsip Kepemimpinan Brad Sugars (04)

Pusat Pelatihan Bisnis/Action COACH    31-10-2012
Prinsip Kepemimpinan ke 4 dari rumusan Brad Sugars adalah "membuat keputusan yang baik dan tepat waktu. Gunakan pemecahan masalah yang baik, pengambilan keputusan, dan perencanaan yang baik pula.

Melihat pada prinsip ke empat ini, ada benang merah sebuah siklus/perjalanan bisnis selam 1 periode. Karena dalam 1 periode ini, ada Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, Evaluasi (perbaikan). 

Tentu sebagai seorang pimpinan harus punya sebuah perencanaan. Sesuatu aktivitas kalau sudah masuk dalam daftar perencanaan tentu sudah melalui proses pengambbilan keputusan. Proses pengambilan keputusan yang baik tentulah harus obyektif bukan subyektif(sesuai dengan keinginan pribadi). Keputusan yang obyektif di dasarkan pada obyek yang bersangkutan secara langsung. Obyek yang bersangkutan bisa jadi adalah product perusahaan, kepentingan konsumen. Di dalam bisnis, kalau kita bisa mengambil keputusan secara obyectif, maka ini akan bisa membuat customer kita merasa terlayani dengan baik/puas. Sehingga memberikan apresiasi yang baik juga. Apresiasi yang baik itu bisa dalam bentuk rekomendasi customer kita ke relasinya supaya berbisnis dengan kita. Begitu besar manfaat pengambilan keputusan yang baik. 1 hal lagi, pengambilan keputusan juga didasarkan pada Test and Measure (uji dan ukur). Jadi semuanya berdasarkan data-data yang akurat bukan berdasarka perasaan saja. Semua dalam bisnis, bisa diuji dan diukur.

Yang berikutnya terkait dengan, pelaksanaan. Segala sesuatu yang sudah direncanakan maka harus dilaksanakan. Nah... ketika pada waktu pelaksanaan akan muncul berbagai masalah. Dan ada kalanya sangat berpengaruh pada pelaksanaan aktivitas yang sudah direncanakan. Tentu saja, masalah yang ada tidak kemudian dibiarkan, tapi bagaimana masalah itu diselesaikan/pemecahan masalah. Bagaimana pemecahan masalah yang baik?

Ketika permasalahan itu muncul, seringkali seorang pemimpin tidak segera mencari jalan keluarnya, tapi saling menyalahkan, menunjuk siapa yang bersalah sehingga menyebabkan munculnya masalah ini. Sebagai seorang pemimpin yang punya prinsip kepemimpinan yang keempat ini, maka yang dilakukan adalah, melihat permasalahan secara obyektif, mengumpulkan berbagai kemungkinan/alternatif jalan keluarnya. Artinya, mendapatkan banyak solusi/jalan keluar dari berbagai masukan bawahan yang dapat dilaksanakan, tanpa harus menunjuk hidung siapa yang salah. Dengan cara seperti ini, maka semua team akan memberikan masukan. Inilah yang dimaksud dengan pemecahan masalah yang baik.

Coba bayangkan begitu masalah muncul, kemudian langsung menunjuk siapa yang bersalah, maka bukan jalan keluar yang didapatkan tapi semua anggota team akan saling menyalahkan satu sama lain. Nah... sikap yang berbeda dalam menghadapi masalah akan membawa dampak yang berbeda juga.

(Agung Kurniawan Redaksi wwwpusatpelatihanbisnis.blogspot.com)
 

PKL Dommpet dan PKL Sandal

Pusat Pelatihan Bisnis/Action COACH 31-10-2012
Suatu saat, saya berjalan-jalan di salah satu taman kota yang ada di Surabaya. Di salah satu sisi taman, nampak berjajar para pedagang kaki lima. Satu yang menarik perhatian adalah pedagang sandal untuk akum hawa, Sandalnya sangat artistic dengan motif hiasan batik. Penataanya juga rapi. Nah... tapi yang membuat saya agak heran adalah, sekitar dua jam saya mengamati dengan jarak yang agak jauh ternyata yang datang untuk melihat saja (belum sampai tahapan membeli) sangat jarang sekali. Ini yang jadi keheranan saya, padahal jumlah pengunjung taman itu begitu banyak.

Saya lanjutkan lagi perjalanan ke sudut taman yang lain tapi masih dalam satu taman. Ada pedagang dompet obralan yang menggelar dagangan dompetnya seenaknya saja di tikar plastik. Tapi yang melihat daganganya begitu banyak (dikerubuti). Saya kemudian mendekat dan ingin melihat apa yang dilakukan pedagang dompet ini. Ternyata, pedagang ini sedang memainka sulap dengan menggunakan alat peraga dompet. Dengan rancang bagun dompet yang sedimikian rupa dompet ini bisa membuat uang yang dimasukan jadi tersembunyi dan tidak kelihatan uangnya. Ini dimainkan begitu menarik dan membuat pengunjung tertawa-tawa dan banyak orang yang kemudian tertarik datang. 

***********************************
Sangat jelas perbedaan 2 pedagang dalam 2 cerita di atas.
1. Pedagang PKL sandal hanya memajang productnya saja dan hanya menunggu calon pembeli datang. Tentu akan sangat jarang yang datang, karena hanya mengandalkan orang lain untuk melihat product sandalnya.
2. Pedagang PKL Dompet, sangat berusaha mendatangkan calon pembeli dengan cara memain sulap ringan dibantu alat peraga dompet yang unik.
Ingat rumus ini, semakin banyak calon pembeli yang datang,kemungkinan yang membeli juga semakin banyak. Semakin sedikit yang datang, maka kemungkinan pembelinya juga semakin sedikit. Memang ini tidak selamanya benar 100%. Tapi bisa dibayangkan "bagaimana ada pembeli, kalau tidak ada satu orangpun yang datang ke tempat bisnis kita.

Karena itu, sebagai langkah awal terjadinya transaksi jual beli adalah mendatangkan pengunjung sebanyak mungkin. Tapi sayangnya, tidak semua pebisnis mengetahui bagaimana caranya mendatangkan pengunjung ke tempat bisnis kita. Seperti yang yang terjadi pada pedagang sandal dalam cerita di atas, mungkin tidak tahu bagaimana caranya mendatangkan calon pembeli. Tapi, pedagang dompet tahu bagaimana caranya mendatangkan calon pembeli. Nah... di Action Coach sendiri, memiliki puluhan cara untuk mendatangkan calon pembeli (number of leads).

Nah... bagaimana dengan anda? berapa banyak cara yang anda miliki untuk menarik calon pembeli?

(Agung Kurniawan redaksi www.pusatpelatihanbisnis.blogspot.com).   

Senin, 29 Oktober 2012

6 Mitos Bisnis (Bagian Kedua)

Pusat Pelatihan Bisnis/ActionCOACH 30-10-2012
Mitos Bisnis yang kedua adalah "Mencari karyawan susah". Sebelum kita mengulas lebih jauh tentang mitos "Mencari Karyawan Susah". Ada baum mendapatkan baiknya kita simak satu cerita tanya jawab antara Coach Humphrey Rusli (CHR) dan seorang pengusaha(SP) waktu event workshop.

SP : saya selalu kesulitan dalam mengelola SDM di bisnis saya
CHR : Sulitnya apa?
SP : Karena karyawan saya tingkat Turn Overnya cukup tinggi. Dengan begitu saya bingung mengelolanya, karena seringkali, tiba-tiba karyawan keluar, sementara saya belum mendapatkan gantinya. Jadi ada pekerjaan yang harus dirangkap-rangkap.
CHR : Anda mencari karyawan kapan?
SP :  Ya kalau kita sedang membutuhkan karyawan. masa kita menerima karyawan pada saat kita tidak membutuhkan?
CHR : Nah... inilah kebiasaan yang salah yang sering dilakukan pengusaha "mencari karyawan pada waktu sedang membutuhkan". Apa resikonya kalau kita mencari karyawan pada saat kita membutuhkan/buru-buru untuk segera menggantikan karyawan yang keluar???... akhirnya kita asal comot/asal dapat. Hasil akhirnya, kita tidak bisa mempunyai karyawan yang berkualitas karena mencarinya terburu-buru.
SP : Jadi harusnya bagaimana? masak kita meneriima karyawan pada waktu kita belum membutuhkan?
CHR : Bukan menerima karyawan pada waktu sedang tidak membutuhkan. Tapi melakukan proses recruitment  di saat kita belum membutuhkan. Sekali lagi, yang kita lakukan pada saat posisi karyawan kita lengkap adalah bukan menerima karyawan baru, tapi proses penerimaan karyawan. Jadi, setiap saat kita melakukan pencarian karyawan di setiap posisi yang ada di perusahaan kita. Setelah itu kita punya daftar nama-nama calon karyawan sesuai dengan peringkat dan kualitasnya. Apa keuuntungan yang kita dapatkan kalau kita melakukan ini?... Keuntunganya adalah, pada waktu ada karyawan kita yang keluar, maka kita sudah punya gantinya. Dengan cepat, kita melihat daftar calon karyawan dan kita pilih yang paling berkualitas, kita panggil untuk bekerja.

Ok... itu sepenggal dialog antara Coach Humphrey satu diantara business coach di Master Office Action Coach East Java & Bali yang ada di PTC. Selain itu, coach Humphrey juga menambahkan untuk proses recruitment seorang karyawan itu dibutuhkan beberapa kali pertemuan/wawancara. Kenapa demikian?... karena filosofi mencari karyawan itu adalah mencari teman hidup. Jadi sama dengan waktu kita mencari pasangan hidup, maka kita perlu berkali-kali memastikan bahwa orang yang kita recruit ini benar-benar akan cocok untuk berjalan bersama kita di dalam mengelola perusahaan atau bisnis.

Jadi sebenarnya "mencari karyawan itu susah" hanya mitos, karena sebenarnya yang terjadi adalah kita belum tahu bagaimana cara recruitment karyawan.

(Agung Kurniawan redaksi www.pusatpelatihanbisnis.blogspot.com)

Bagaimana Cara Meningkatkan Conversion rate?

Pusat Pelatihan Bisnis/ActionCOACH 30-10-2012
Sekali lagi, kami redaksi www.pusatpelatihanbisnis.blogspot.com mengucapkan banyak terima kasih karena sudah begitu banyak atensi/perhatian yang sudah diberikan para pembaca dengan memberikan berbagai pertanyaan. Kali ini, pertanyaan yang dikirim melalui email actionagung@gmail.com adalah pertanyaan dari ibu astuti di Surabaya. Pertanyaannya adalah "Bagaimana cara membuat para calon pelanggan yang datang ke tempat bisnis kita jadi melakukan transaski. Karena berdasarkan data yang saya miliki, cukup banyak yang berkunjung ke tempat kita, karena itu saya ingin meningkatkan jumlah mereka yang melakukan transaksi/membeli produk saya. Syukur-syukur kalau mereka yang datang, jadi membeli semuanya".

Jawaban : Benar apa yang disampaikan oleh ibu astuti, bahwa para calon pembeli/pengunjung ke perusahaan kita bisa jadi jumlahnya cukup banyak. Artinya kita sudah berhasil menarik perhatian masyarakat untuk mendatangi bisnis kita. Ini sudah langkah yang tepat karena berhasil mendatangkan begitu banyak CALON PEMBELI. Nah masalah berikutnya adalah bagaimana mengubah calon pembeli ini menjadi pembeli. Langkah ini, dalam bisnis kita sebut dengan "CONVERSION RATE". Secara harfiah berarti mengkonversi para pengunjung menjadi pembeli. Tentu saja, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengkonversi jumlah pengunjung menjadi pembeli supaya terjadi peningkatan. Beberapa cara/strategi itu antara lain :
  1. 1. Anda bisa membuat jaminan tertulis untuk pelanggan/pembeli. Caranya, carilah 1 hal yang paling ditakutkan para pembeli, kemudian buatlah jaminan tertulis bahwa hal yang ditakutkan itu tidak akan terjadi/dialami calon pembeli.
  2. 2. Tentukan keunikan anda atau USP yang anda miliki. Karena kalau anda tidak punya USP/keunikan bisnis/product anda, maka itu artinya pembeli datang ke tempat anda hanya karena harga yang murah. Kalau ini yang terjadi, maka bisnis anda akan masuk dalam perang harga yang aka menyulitkan perkembangan bisnis.
  3. 3. Sediakan juga produk berkualitas. Ini sebagai upaya, karena konsumen akan berani membayar sebuah harga yang agak tinggi untuk product yang berkualitas.
  4. Cetak piagam penghargaan yang anda miliki dan bisa dipajang di tempat yang bisa dilihat secara leluasa oleh calon pembeli. Ini sebagai usaha agar supaya para calon pembeli semakiin percaya dengan kita. Semakin tinggi kepercayaan para pengunjung, maka semakin besar kemungkinan untuk membeli.
Dan masih banyak hal-hal yang bisa dilakukan yang pada prinsipnya, untuk semakin membuat calon pembeli semakin punya kepercayaan yang lebih tingggi dari pada sebelumnya.         
(Agung Kurniawan-Redaksi www.pusatpelatihanbisnis.blogspot.com)    

10 Prinsip Kepemimpinan Brad Sugars (03)

Pusat Pelatihan Bisnis/ActionCOACH  30-10-2012
Prinsip kepemimpinan yang ketiga yang dirumuskan oleh Brad Sugars adalah "Mencari tanggung jawab dan mengambil tanggung jawab atas tindakan Anda. Mencari cara untuk membimbing organisasi Anda ke ketinggian baru. Dan bila ada yang salah, tidak menyalahkan orang lain".

Dari prinsip kepemimpinan yang ketiga ini, maka kita dapatkan pengertian bahwa kita harus menjadi seorang pimpinan yang benar-benar bertanggungjawab atas tindakan diri sendiri. Artinya, semua yang terjadi dibisnis kita, apapun hasilnya adalah buah dari apa yang sudah kita putuskan. 

Sebagai satu contoh, ketika bisnis kita mengalami penurunan/kesulitan, seringkali pengusaha menyalahkan pihak lain. Misalnya, menyalahkan kebijakan pemerintah yang tidak mendukung dunia usaha, menyalahkan pesaing karena melakukan kecurangan bisnis, dll. Perilaku dan sikap semacam ini, sama halnya dengan perilaku yang tidak mau mengambbil tanggung jawab atas tindakan yang sudah kita lakukan sendiri, karena mengalihkan kesalahan ke pihak lain. 
                   
Lebih mudahnya begini, kalau bisnis kita sedang mengalami penurunan, maka sebenarnya bukan karena kebijakan pemerintah, atau pesaing kita yang main curang, tapi karena tindakan kita yang luput mempertimbangkan aspek yang akhirnya membuat bisnis kita mengalami penurunan. Bukankah segala aspek dalam bisnis bisa di test dan diukur (Test and Measure).

Prinsip kepemimpinan yang ketiga ini, juga sekaligus membuat kita harus mau introspeksi diri/evaluasi tanpa menyalahkan pihak yang lain.

Contoh yang paling extreem, kalau di struktural militer/kepolisin. Pada waktu sang komandan tidak/belum berada di lokasi kejadian(bentrokan massal-sebagai satu contoh), tapi kemudian sudah terjadi bentrokan antara pasukan yang dipimpinnya dengan masyarakat dan mengakibatkan korban luka dan meninggal. Maka secara otomotis, sang komandan akan mengambil alih untuk ikut mempertanggungjawabkan bentrokan yang melibatkan anak buahnya dengan masyarakat. Padahal, sang komandan belum ada di lokasi(masih dalam perjalanan). Tapi, karena ini melibatkan anak buahnya yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, maka secara otomatis sang komandan tidak bisa serta merta hanya menyalahkan anak buahnya atau masyarakat, tapi peristiwa itu adalah tanggung jawabnya sebagai pimpinan.

Di dalam bisnis, mestinya juga seperti itu. Nah... sudahkah anda memiliki prinsip ketiga dari 10 prinsip kepemimpinan Brand Sugars?

(Agung Kurniawan/www.pusatpelatihanbisnis.blogspot.com)