Jumat, 31 Agustus 2012

Coaching "Mengubah yang konvensional jadi Profesional"

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 31-08-2012
Yasir Salim, Toko Lawang Agung 

"Coaching Mengubah Toko Konvensional menjadi Bisnis Keluarga yang Profesional"
  





Yasir Salim Direktur Utama Lawang Agung. "Awalnya kami berbisnis tanpa mengetahui arah bisnis, hanya mengalir saja. Business Coaching membuat bisnis kami yang konvensional menjadi Bisnis Keluarga yang profesional"  

Antisipasi Turnover Karyawan Pasca Lebaran

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 31-08-2012
Seperti sudah menjadi tradisi di dunia bisnis kita, bahwa sesudah lebaran banyak karyawan yang keluar perusahaan. Kasus turnover karyawan yang cukup tinggi pasca lebaran ini, memang banyak dikeluhkan para pebisnis ke Action Coach(Firma Pendampingan Bisnis No 1 di dunia).
Menanggapi keluha ini, Coach Humphrey Rusli satu diantara Business Coaches yang berkantor di Master Office Action Coach di Pakuwon Trade Centre (PTC) TT 03-05 Surabaya menyatakan, bahwa kasus turnover karyawan yang cukup tinggi, termasuk pasca lebaran adalah sesuatu yang memang terjadi terus-menerus setiap tahun. Justru permasalahanya terletak pada ketidaksiapan pebisnis/perusahaan mengantisipasi masalah turnover karyawan yang sangat tinggi ini. Kalau saja, pebisnis/perusahaan punya cara mengantisipasinya tentu kasus turnover ini adalah sesuatu yang biasa.
Coach Humphrey juga mencontohkan, satu diantara restoran cepat saji skala internasional yang punya ribuan cabang di berbagai negara, punya catatan "turnover" karyawan yang sangat tinggi. Bahkan begitu tingginya turnover karyawan di restoran ini, tercatat setiap sekitar 4 hari sekali selalu ada karyawan yang keluar dan masuk. Tapi restoran ini tetap berjaya di kelas internasioal. Kenapa bisa begitu, karena punya cara antisipasi yang sangat bagus.
Nah.. bagaimana dengan pebisnis/perusahaan yang mengeluhkan kasus turnover?. Ya.. karena memang tidak siap mengantisipasi turnover. Lantas bagaiamana cara mengantisipasinya???
Menurut Coach Humphrey, cara mengantisipasi "Turover" karyawan ini adalah dengan cara melakukan proses recruitment terus menerus setiap saat. Jadi, bagian HRD di bisnis kita, harus selalu melakukan proses wawancara terus menerus. Dengan wawancara terus menerus, maka kita aka punya daftar karyawan yang siap bekerja di tempat kita. Dengan demikian kalau suatu saat nanti kita membutuhkan karyawan baru, kita tinggal memanggil calon karyawan yang ada di daftar tersebut. �
Nah... dengan cara semacam ini, maka kita tidak akan terpengaruh kondisi turnover karyawana pasca lebaran dan juga yang lainnya.

(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan/ photo/ghosh-prasenjit.blogspot.com) 

Kamis, 30 Agustus 2012

1. Commitment...Misi...(3)

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 30-08-2012
Setelah kita menentukan Visi dari perusahaan/bisnis kita, maka langkah selanjutnya adalah menentukan misi. Kalau Visi adalah tujuan jangka panjang bisnis kita, maka misi adalah cara yang kita lakukan untuk mencapai tujuan itu. Dalam artikel sebelumnya, sempat kita contohkan Visi bisnis Bakso yaitu "menjadi produsen bakso dengan mozet dan profit tertinggi di Provinsi". Nah... setelah kita menentukan visi/tujuan tersebut, langkah berikutnya adalah bagaimana  kita menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan itu.

Supaya kita lebih mudah menyusun misi kita berdagang bakso. berikut ini contoh Visi dan Misi PT Pertamina

visi dan misi perusahaan. Visi PT Pertamina (Persero) ialah :
Visi : “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia.”
 
Misi  :  "Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi, berdasarkan prinsip prinsip komersial yang kuat".

Nah... itu adalah contoh dari PT Pertamina. Bagaimana dengan Bisnis Jual Bakso kita? dengan 
Visi "menjadi produsen bakso dengan mozet dan profit tertinggi di Provinsi" 
maka misinya bisa kita buat seperti sbb
Misi "memproduksi bakso dengan kualitas yang lebih baik dari yang ada sekarang, ditunjang dengan promosi yang kuat dan pelayanan penjualan yang memuaskan pelanggan".
Nah dengan misi seperti di atas, maka dalam keseharian kita berjualan Bakso, kita harus memproduksi bakso yang benar-benar berkualitas. Misalkan, bakso kita diproduksi dengan bahan-baha yang sehat dan dibuat dari bahan-bahan organik (Non-Kimia). Setiap produksi Bakso, kita harus tetap menjaga standard kualitas. Sehingga, kualitas bakso kita tetap terjadi, apapun kondisi di luar. Jadi, kualitas bakso kita tetap sama, meski bahan-bahan pembuat bakso kita sedang mengalami kenaikan.
Bagaimana dengan pelayanan penjualan??? ... Pelayanan penjualan juga harus tetap terjaga standardnya. Artinya kalau kita bisa memberikan pelayanan yang sangat sopan santun kepada pembeli pada waktu pembeli jumlahnya masih sedikit. Maka pada waktu pembeli jumlahnya meningkat cukup banyak/bahkan sangat banyak pelayanan kepada pembeli juga harus tetap sopan da santun. Jangan, karena pembeli yang membludak, maka pelayanan menjadi sembarangan karena kerepotan melayani (tentu hal semacam ini tidak lagi standard, dan ini menjadi preseden buruk awal dari konsumen meninggalkan produk kita). 

(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan. photo/aku)

Rabu, 29 Agustus 2012

Free Business-eBooks for you

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 30-08-2012

Anda ingin tahu bagaimana cara membawa bisnis Anda ke level berikutnya? Brad Sugars, pendiri ActionCOACH, firma pelatihan bisnis nomer satu di dunia mengajarkan kepada anda beberapa dasar-dasar bisnis utama yang terbukti telah terbukti membantu membangun bisnis yang sukses di seluruh dunia. Baca secara gratis salah satu e-Books bisnis ini.

Untuk mendapatkan ebook  bisnis, klik di sini
http://www.actioncoach.com/ebooks


1. Commitment....Visi...(-2)

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 30-08-2012

Di dalam commitment ini tercakup juga visi dan misi. Visi adalah tujuan jangka panjang yang akan kita capai dalam bisnis kita. Bisa juga mimpi besar kita/keinginan besar kita terhadap bisnis yang kita jalankan. Sehingga kita juga diharuskan menentukan/menetapkan tujuan atau visi apa yang akan kita capai dalam bisnis yang kita jalanka. Tidak hanya itu, tapi kita juga dituntut merencanakan bagaimana cara mencapai visi yang sudah kita tetapkan. Cara untuk mencapai visi itulah yang disebut dengan misi. Dalam bisnis skala kecil dan menengah, Visi atau tujuan, jarang sekali ditentukan, atau bahkan tidak ditentukan sama sekali. Atau bisa jadi, sudah kita tetapkan tapi masih kurang jelas. Sebagai contoh, kalau kita berdagang bakso, maka yang sering terjadi pada pebisnis adalah yang penting kita berdagang Bakso. Atau “pokoknya jualan bakso” itu saja. Tanpa  ada tujuan yang jelas. Sehingga dalam melakukan penjualan bakso, ya jualan begitu saja seperti hari hari biasa, tanpa kita menetapkan tujuan yang jelas. 

Padahal seharusnya, kita menetapkan VISI/tujuan yang jelas yang harus kita capai. Mengambil contoh berbisnis "Bakso". Maka visi kita berdagang bakso bisa seperti ini "Menjadi Pebisnis Bakso dengan Omzet dan Profit yang Paling tinggi di tingkat provinsi". Atau "Menjadi waralaba bakso terbesar di Indonesia". Dan visi visis yang lain.   

Dengan Visi/tujuan itu, maka kegiatan kita setiap hari harus mengarah pada tujuan "menjadi pebisnis bakso dengan omzet dan profit paling besar. Jadi semua kegiatan kita sehari-hari, baik cara memproduksi bakso, cara menjualnya dll harus membuat bisnis bakso kita mendapatkan omzet/penjualan dan keuntungan yang terus-menerus meningkat.
Untuk lebih mudahnya, berikut ini beberapa contoh visi perusahaan.

1. PT Pertamina Visi : To be world class national energy company/ menjadi perusahaan energi nasional yang berkelas dunia.
2. Radio Suara Surabaya Visi : SUARA SURABAYA adalah sumber pemberdayaan dan kegiatan demokratisasi masyarakat, melalui usaha kegiatan media massa yang mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan telekomunikasi.
3. PT Telkom Visi : Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan TIME di kawasan regional.
 Dll.

Dengan adanya visi ini, arah pergerakan bisnis kita menjadi jelas. Bayangkan kalau kita tidak punya visi/tujuan/mimpi besar. Maka dalam kegiatan bisnis kita sehari-hari akan berjalan sekedarnya, atau sekedar berjalan. Denga demikian, kita tidak akan pernah mengetahui sudah sampai ditahap apa bisnis kita?. Karena itu, visi ini juga sebagai alat ukur seberapa jauh pergerakan kemajuan bisnis kita. Cara mengukurnya, tinggal membandingkan saja antara kondisi perusahaan kita saat ini dengan tujuan/visi/mimpi besar bisnis kita. Sudah dekat atau masih jauh. Dengen membandingkan antara kondisi perusahaan kita saat ini dan visi bisnis kita, maka kita akan bisa menentukan langkah apa yang harus kita lakukan. Misalkan, perusahaan kita masih jauh dari visi bisnis kita, maka kita harus mempercepat kinerja bisnis, agar segera mengarah pada visi/tujuan.

(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan photo/carapedia.com) 

Coaching for Bigger Goals

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 30-08-2012


Michael T Soesanto, CV Sumber Prima Sejahtera 
"Coaching for Bigger Goals".





Michael T Soesanto, CV Sumber Prima Sejahtera "Dramatis, Cashflow perusahaan kami meningkatkan 550% hanya dalam waktu 5 bulan. Sistem marketing, penagihan, dan kontrol proyek di lapangan berjalan sangat  efesien dan efektif. Terlebih lagi, mindset team kami di CV Sumber Prima Sejahtera telah berubah dan semangat kerjanya sangat berbeda sekarang. Bersama ActionCOACH kami mencanangkan untuk bermain di level yang lebih tinggi lagi di tahun 2012 ini. Business is FUN!".

1. Commitment....Totalitas 100%...(-1)

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 29-08-2012

Di action coach kita mengenal/menerapkan 14 budaya/kebiasaaan dalam aktivitas sehari-hari. 14 budaya ini tidak saja dilakukan oleh person yang ada di Action Coach, tapi juga disebarkan ke klien yang ada di action coach. 14 budaya itu antara lain ;
1. Commitment
2. Ownership
3. Integrity
4. excellence
5. Communications
6. Succes
7. Education
8. Team Work
9. Ballance
10. Fun
11. System
12. Consistency
13. Gratitude
14. Abundance
Untuk yang pertama kali ni kita akan membahas tentang budaya yang pertama yaitu Commitment.
 
Commitment. Kalau kita mengambil langsung dari pengertian yang diterbitkan Action coach, maka kita akan dapat makna Commitment sbb : I give myself and everything I commit to 100% until I succeed. I am committed to the Vision, Mission, Culture and success of ActionCOACH, its current and future team, and its clients at all times. I always recommend products and services of ActionCOACH prior to going outside the company.
Ini berarti, kita harus memberikan perhatian kita, segala sesuatu yang kita miliki secara totalitas 100% untuk meraih kesuksesan kita. Kita juga harus commit terhadap Visi, misi, budaya sukses sekarang dan yang akan datang untuk diri kita sendiri (bisnis kita) dan juga klien kita. Kita juga selalu merekomendasikan produk yang kita miliki setiap saat.
Dari pengertian di atas, maka ada beberapa kata kunci yang akan kita bahas. Antara lain 
a.Totalitas 100%
b. Visi 
c. Misi
d. Culture
e. Selalu merekomendasikan produk kita.
Totalitas 100% berarti kita mencurahkan segala daya, upaya yang kita miliki kita untuk tujuan yang kita tetapkan. Satu diantara bagian dari commitment adalah totalitas. Jadi kita harus benar-benar total dalam enjalankan bisnis kita, tidak setengah-setengah. Dengan totalitas, maka brand/image bisnis kita akan terbentuk di mata masyarakat/konsumen. Tapi, kalau kita setengah-setengah, maka image masyarakat tentang bisnis kita tidak akan terbentuk.  Sebagai satu contoh tentang tindakan totalitas. Kalau kita bergerak di bisnis distribusi sembako/kebutuhan pokok masyarakat. maka kita harus mengusai seluk beluk tentang sembilan bahan pokok. Kita harus tahu data tentang produsenya, bagaimana cara mendapatkannya, bagaimana strategi menjualnya dll. Kita harus tahu secara mendalam. Kita harus mengusai seluruh aspek bisnis sembako.
Kalau kita bergerak di bisnis salon kencantikan, maka usahakan kita mengetahui dan bisa melakukan sebanyak mungkin tekhnik2 merawat kecantikan. Sehingga, semua kebutuhan konsumen tentang perawatan kecantikan, kita bisa memnuhi.
Totalitas juga bermakna kita harus menunjukan pada konsumen, bahwa kita mengusai betul tentang yang dibutuhkan konsumen. Kita harus menunjukan pada konsumen/masyarakat bahawa kita adalah MASTER dalam bisnis yang kita tekuni.
Apapun bidang bisnis kita, kita harus menjadi MASTERnya, kita mengusai pembuatan/proses produksinya dengan sempurna, kita mengusai cara pemasaranya, kita mengusai cara mengkomunikasikan produk kita dll. Semua kontrak dan transaksi bisnis kita kuasai dengan sempurna juga. Nah... dengan cara seperti ini maka konsumen akan tertarik dan selalu ingin bertransaksi dengan kita. Alasan konsumen, karena berbisnis dengan kita, akan mendapatkan semua yang mereka butuhkan tanpa terkecuali. Karena kita adalah MASTER di bidang bisnis kita. Dan semua ini, bisa dicapai kalau kita punya totalitas terhadap bisnis yang kita jalankan.


(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan, Photo) 

Selasa, 28 Agustus 2012

Pembukaan Presentasi yg Nendang

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 29-08-2012
Dalam satu pelatihan Public Speaking yang saya lakukan, ada satu diantara peserta yang bertanya kepada saya "Bagaimana caranya membuat pembukaan presentasi yang nendang atau yang baik?".


Dalam presentasi ada yang namanya pembukaan, isi, dan penutup. Pembukaan ini adalah moment yang sangat penting, karena kalau pembukaan kita tidak menarik, maka selanjutnya peserta tidak akan tertarik lagi pada materi yang akan kita sampaikan. nah kalau ini yang terjadi, maka berantakan prsentasi kita. Karena itu, kita harus membuat pembukaan presentasi yang bagus. Pembukaan yang bagus memenuhi beberapa unsur berikut ini, tidak bertele-tele, harus bisa mengantarkan audience ke topik pembicaraan dalam presentasi.


Sebagai contoh, kalau dalam sebuah seminar atau sarasehan tentang ketertiban lalu lintas di jalan raya, maka kita menyatakan " Para peserta sarasehan yang saya hormati, tidakkah kita sadar, bahwa setiap hari rata rata ada 2 nyawa melayang karena kecelakaan lalu lintas di kota surabaya ini?. Dan kita semua pasti paham kata-kata bijak, pelanggaran adalah awal dari kecelakaan. Karena itu, kalau kita melakukan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas, berarti kita sudah masuk dalam proses kecelekaan, meskipun hanya di bagian awal saja......... (dst).


Untuk bisa membuat kalimat-kalimat pembuka yang bagus dan nendang, kita perlu data yang cukup akurat. Anda bisa mencarinya di google sesuai dengan topik yang akan dipresentasikan. Selamat mencoba.

(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan. Photo/Teamspeak-publicspeaking.blogspot.com)

Coaching for Leadership

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 29-08-2012

Suhendra UD Mahayana

 "Coaching for Leadership"

 




Suhendra, UD Mahayana "Selama proses coaching, salah satu hal yang saya dapatkan adalah perubahan mindset saya sebagai leader diperusahaan. Point penting yang kami capai adalah sudah terbentuknya team untuk perkembangan kami ketahap berikutnya. Bisnis kami semakin terarah dan bersinergi karena memiliki orang yang tepat di posisi yang tepat".

Senin, 27 Agustus 2012

Mental Block, Hambatan Public Speaking

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 28-08-2012 
Mental Block ternyata menjadi hambatan yang serius bagi seseorang untuk berani berbicara di depan public. Paling tidak, inilah yang diakui oleh sekitar 20 peserta belajar Public Speaking. Yang dimaksud mental block adalah keyakinan yang tidak mendasar dan tidak benar serta menyesatkan, tapi diyakini oleh seseorang. Sehingga dengan keuakinan yang menyesatkan ini, maka perilaku dan keputusan yang diambil juga menyesatkan dan menghambat kemajuan seseorang dalam kemampuan Public Speaking. Untuk lebih jelasnya tentang mental block ini, mari ikuti dialog saya dengan peserta belajar saya.

Ketika mereka saya tanya, kenapa mereka menjadi takut untuk berbicara di depan umum?. Jawaban mereka "karena takut diolok-olok sama teman-teman atau orang yang dikenalnya dan sedang melihat kita berbicara di depan umum. Peserta juga menjawab, takut berbicara di depan umum, karena diantara audience yang mereka kenal tentu akan berpikir tentang kita yang sok Percaya Diri karena nekat berbicara di depan umum". Saya kejar lagi peserta ini dengan pertanyaan "Apakah anda pernah diolok-olok teman anda waktu anda berbicara di depan umum? Dan apakah ada teman anda yang benar-benar secara verbal menyatakan pada anda, bahwa anda adalah orang yang sok Percaya Diri?. Semua peserta dengan serempak menjawab "Tidak pernah". Kemudian saya tersenyum dan diikuti tawa peserta belajar public speaking ini. Seakan-akan mereka mentertawakan diri mereka sendiri yang selama ini sudah menyakini sesuatu yang keliru dan tidak mendasar sama sekali.

Bayangkan saja, mereka takut diolok-olok dan dibilang sok Percaya Diri. Tapi mereka sama sekali tidak pernah mendapatkan perlakukan negatif itu. Bukankah ini merupakan keyakinan yang menyesatkan. Karena itu, keyakinan yang menyesatkan atau mental block ini harus dihilangkan dari benak peserta. Selama mental block ini masih bercokol di benak mereka, maka mereka akan kesulitan untuk bisa berbicara di depan public dengan indah. Begitu mental block ini hilang, maka seseorang akan benar-benar mencintai kegiatan berbicara di depan public.

(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan photo/www.energikultivasi.wordpress.com)

How to Kick Starter Your Bisnis after Idul Fitri

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 28-08-2012
Surabaya, 27 Agustus 2012. Hari ini bahkan beberapa hari yang lalu perusahaan-perusahaan sudah mulai berkatifitas lagi. Kebanyakan perusahaan memulai bisnis dengan landai-landai saja. Tentu ini juga tidak salah. Dalam sebuah forum di Action Coach PTC pagi ini muncul sebuah gagasan "How to Kick Starter Your Business after Idul Fitri". Kenapa muncul gagasan ini?
Seperti yang kita ketahui, bahwa pada bulan puasa dan hari raya idul fitri, hampir semua bisnis bergerak cukup cepat/peak season. Hal ini ditandai dengan omzet yang naik dan profit yang naik juga. Tapi setelah itu, kinerja bisnis kita jadi menurun drastis. Kebanyakan, para pebisnis melihat anomali bisnis ini sebagai hal yang biasa, sehingga meski omzet dan profit turun setelah puasa dan lebaran ya biasa-biasa saja.
Nah melihat realitas inilah, Action Coach sebagai lembaga pendamping bisnis prihatin dengan kondisi ini. Padahal banyak strategi strategi bisnis yang bisa dilakukan oleh para pebisnis. Di Action Coach ada ratusan strategi bisnis yang bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga punya kinerja yang sama bagus pada waktu ada moment.
Gampangnya begini. Dalam satu tahun ada 12 bulan, maka perusahaan (sebagai lembaga bisnis) harus mampu menciptakan keuntungan yang konsisten setiap bulan selama 12 bulan dalam setahun. Tapi kenyataanya, banyak perusahaan yang bisa mencetak untung hanya pada waktu tahun baru, musim liburan sekolah, puasa dan hari raya idul fitri, Natal. Dengan demikian yang benar-benar mencetak untung besar hanya 5 bulan saja, sedangkan 7 bulan lainnya ladai-landai saja bahkan turun drastis. Tentu bukan ini yang dimaksud dengan bisnis. Karena definisi bisnis adalah "kegiatan ekonomi komersial yang menciptakan keuntungan secara konsisten (terus-menerus)......".
Nah.. kalau hanya 5 bulan saja, tentu tidak masuk dalam kategori bisnis, karena keuntungan yang diciptakan tidak konsisten. Nah.. di Action Coach terdapat ratusan strategi bisnis untuk mengkonsistenkan keuntungan itu. Tapi sayang, tidak semua pemilik bisnis mengerti strategi itu.

(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan photo/pustakasekolah.com) 

Coaching for New Strategic

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach  28-08-2012

Caroline & Catherine Iwakusuma  Igloo Ice

"Coaching for New Strategic"





Caroline & Catherine Iwakusuma Igloo Ice "Sejak ikut Program coaching ActionCoach kami mendapatkan prinsip dan tak tik bisnis yang belum pernah terpikirkan selama ini, sehingga cara pandang kami terhadap bisnis berubah menjadi game yang menarik untuk dimenangkan!"


(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan photo/handyarchieve.com)

Bagaimana Cara Memulai Bisnis?

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 27-08-2012

Seseorang yang akan memulai bisnisnya dan baru saja mengikuti seminar di action coach menanyakan "apakah saya perlu ikut business coaching/mempunyai seorang coach?". 

Menjawab pertanyaan ini, Coach Humphrey menyatakan, untuk memulai bisnis maka seseorang tidak perlu ikut business coaching/mempunyai coach. Coach Humphrey mengibaratkan seseorang yang akan memulai bisnis itu masih di langkah awal yaitu dari 0 ke 1. Nah... di langkah 0 ke 1 tidak memerlukan coach, tapi memerlukan kenekatan untuk berani masuk dalam dunia bisnis. Tapi di langkah berikutnya, dari 1 ke 2, 3, 4, 5 dst, maka yang dibutuhkan tidak saja nekat tapi juga butuh ilmu pengetahuan.

Bisa juga diibaratkan seseorang yang belajar renang, langkah 0 ke 1 adalah nekat menceburkan diri ke dalam air. Tapi langkah kedua dst adalah bagaimana kita bisa tetap terapung di dalam air, nah... tahap ini tidak bisa kita mengandalkan nekat (bisa tenggelam). Dalam tahap ini kita butuh ilmu untuk bisa terapung.

Sama halnya juga dengan bisnis, di langkah ke 1 ke 2 dst, kita membutuhkan ilmu bisnis supaya bisnis kita tidak tenggelam/bangkrut.

Nah... anda yang ingin bertanya tentang bisnis anda, silahkan mengisikan pertanyaan anda di kolom komentar di bawah ini atau kirim melalui email   :       actionagung@gmail.com


Business Relation Action Coach Agung Kurniawan photo/bem.unud.ac.id


    

Komunikasi dan Body Language

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 27-08-2012
Tujuan dari berkomunikasi adalah dimengertinya pesan yang ingin kita sampaikan sebagai komunikator kepada komunikan. Nah supaya komunikan bisa mengerti tentang pesan yang kita sampaikan,maka,komunikan harus memperhatikan kita (pesan yang sedang kita sampaikan). Karena itu, kita harus berupaya tampil maximal agar komunikan terus tertarik untuk memperhatikan kita. Satu diantara cara supaya komunikan terus menerus memperhatikan kita adalah dengan menggunakan body language yang pas dan menarik dipandang komunikan.

Hal-hal yang perlu anda perhatikan dalam body language adalah sebagai berikut.
Body language adalah gerakan - gerakan yang dilakukan seseorang ketika berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa tubuh dapat mengungkapkan perasaan Anda yang sesungguhnya. Oleh karena itu pastikan bahasa tubuh anda sesuai dengan kata-kata yang anda ucapkan. Supaya anda memahami bahasa tubuh maka :

* Kenali penampilan, perilaku dan kebiasaan anda sendiri.
* Pelajari dan perbaiki sikap dan gerakan standar yang memberi nilai plus saat anda berkomunikasi.
* Bersikaplah tenang dan logis, baik tutur kata maupun sikap.
* Cermati bahasa tubuh yang berkaitan dengan adat kebiasaan setempat.

Dalam memberikan presentasi kepada audience yang berjumlah banyak, kita dituntut untuk bergerak atau berjalan supaya semua audience merasa kita beri perhatian. Nah berikut cara berjalan yang baik pada saat presentasi :

* Ayunkan langkah kaki dengan sewajarnya, jangan terlalu melebar atau terlalu menyempit.
* Upayakan kedua kaki anda menapak ketanah dengan mantap.

Sedangkan pada waktu kita berhenti maka :

* Berdirilah dalam posisi tegak.
* Tarik bahu anda agar tidak menutup tubuh anda.
* Atur posisi kedua kaki yang nyaman untuk menopang tubuh anda
* Arahkan pandangan mata kedepan, ke arah wajah audience, jangan tatap langit-langit atau dinding


Business Relation Action Coach Agung Kurniawan be-lifestyle.blogspot.com


Coaching for Strong Fundamental

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 27-08-2012

JK Yuswan, Verona Office Chair

"Coaching for Strong Fundamentals"





JK Yuswan, Verona Office Chair "Stelah mengikuti Action Coach kami mendapatkan manfaat yang luar bisa dan menjadi pijakan kuat kami untuk bersaing dan berkembang yaitu terutama dalam hal mindset, strategi pemasaran dan penjualan serta SDM/HRD, kami sangat bersyukur bahwa saat kami  membutuhkan hal-hal di atas, kami bertemu dan bergabung dengan Action Coach yang merupakan salah satu keputusan terbaik yang pernah kami lakukan".

Minggu, 26 Agustus 2012

Regenerasi Perusahaan Keluarga

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 27-08-2012


Dalam dunia bisnis perusahaan keluarga ada pameo yang menyatakan “ Generasi Pertama sebagai penemu, generasi kedua mengembangkan, generasi ketiga menghancurkan”. Nah.. apakah Pameo ini benar atau sekedar mitos. Untuk menjawab pertanyaan ini, nampaknya kita harus melihat beberapa perusahaan yang sukses sampai beberapa generasi. Sebut saja perusahaan Jamu Nyonya Meneer. Charles Saerang pemimpin perusahaan ini menyatakan, bahwa pameo itu tidak berlaku di Nonya Meneer. Karena charles saerang sebagai generasi ketiga, berhasil membuktikan perusahaan jamu Nonya Meneer di Generasi ketiga justru tambah maju. 

Tentu saja ini bukan berarti tidak ada masalah di sana. Karena pada waktu charle Saerang pertama kali memimpin, ada saudara-saudaranya yang menginginkan perusahaan ini dihitung ulang dan sauadara-saudara lainya ini ingin mendapat bagian kemudian keluar dari perusahaan ini. Dan akhirnya, keputusan berpisah dengan saudara-saudaranya ini diambil. Tapi, perusahaan keluarga ini tidak lantas bubar, tapi dikelola dengan benar dan justru tambah berkembang.

Coach Wito satu diantara business Coach yang ada di Master Office Action Coach untuk wilayah Jawa Timur dan Bali di PTC menyatakan, bahwa regenerasi perusahaan keluarga ini menjadi hal yang sangat penting. Bahkan kalaupun ada perbedaan pendapat yang cukup tajam dan harus diambil keputusan berpisah dengan saudara-saudara dalam bisnis keluarga, senyampang itu yang terbaik untuk kelangsungan perusahaan keluarga. Ya.. tetap harus diputuskan.

Coach Wito berbagi pengalaman, pada satu saat melakukan coaching terhadap pewaris bisnis keluarga. Dalam bisnis ini, ada perbedaan pendapat yang sulit didamaikan oleh para pewaris ini. Singkat kata coach wito menyampaikan, "kalau memang perbedaannya cukup tajam dan tidak bisa didamaikan seperti itu, maka biarkan saudara tertua ini keluar dari perusahaan ini dan biarkan mendirikan perusahaan baru dengan idenya sendiri. Dan saudara-saaudara yang ditinggalkan silahkan mengelola perusahaan keluarga ini denga ide-idenya. Ini adalah ide terbaik supaya tidak menjadi beban diantara saudara".

Dengan pernyataan Coach Wito ini, semua pewaris perusahaan ini akhirnya sepakat untuk mengikuti ide saudara tertua ini untuk mengembangkan bisnis keluarga ini.   

Dari contoh kasus di atas, kita bisa melihat peran coach dalam Regenerasi bisnis keluarga. Sebagai lembaga pendampingan business nomer 1 berskala international Action Coach juga sangat perhatian terhadap permasalahan-permasalahan di bisnis keluarga. Tidak saja masalah bisnisnya, tapi juga permasalahan-permasalahan di dalam keluarga pemilik bisnis yang berimbas pada kinerja perusahaan juga menjadi perhatian Action Coach.      

Business Relation Action Coach Agung Kurniawan. photo/arc-fisipui.blogspot.com
   

Rabu, 15 Agustus 2012

Karyawan juga bisa menjadi Unique Selling Point

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 16-08-2012
Setiap bisnis mestinya punya USP (Unique Selling Point/keunikan bisnis). Karena dengan memiliki USP, akan banyak menguntungkan bisnis yang kita kelola. Diantara keuntungan itu antara lain, dengan USP yang kita miliki, maka produk kita terbebas dari persaingan harga yang sejenis. Kenapa terbebas dari persaiangan harga? karena dengen keunikan ini, kita bisa memberikan harga yang berbeda (lebih tinggi).

Masalahnya, masih banyak pebisnis kita yang belum bisa menentukan USP apa yang kita miliki dalam bisnis kita?. Coach Wito satu diantara Business Coach di Action Coach Surabaya menyatakan, aspek apapun dalam bisnis kita bisa menjadi USP kalau kita ciptakan dengan benar.

Dari produk, bisa saja kita menciptakan produk yang berbeda dengan produk sejenis yang lain. Misalnya, kalau kita jualan kopi, kita bisa memproduksi kopi dengan racikan yang sangat berbeda sehingga menimbulkan taste yang berbeda juga.

Contoh lain dari bisnis restoran, dari kinerja dan performance karyawan yang menyajikan bisa menjadi USP kita. Misalnya, semua performance/penampilan pramusaji kita denga menggunakan pakaian adat jogja, perilakunya juga seperti perilaku abdi dalem keraton jogja, sehingga konsumen benar-benar diperlakuka seperti raja, dll. Tidak sampai di situ saja, musik yang diperdengarkanpun juga musik adat jawa.

Coach Wito juga mencontohkan model perekrutan karyawan yang langsung punya USP. Pada waktu di Las Vegas USA, coach Wito berkunjung ke satu perusahaan elektronik. Ternyata kondisi karyawan yang direkrut di sana mempunyai USP tersendiri. Apa USP-nya?... Semua karyawan di perusahaan itu adalah wanita-wanita yang masih lajang  semua, dan dicari yang punya karakter Extrovert. Selain itu, mereka juga diarahkan ke perilaku komunikasi yang terbuka. Dengan cara semacam ini, diharapka akan muncul ide-ide yang inovatif.

Itulah, beberapa contoh dimana kita menempatkan USP untuk bisnis kita. Nah.... bagaimana dengan bisnis anda, dimanakah letak USP-nya?

(Business Relation Action Coach/ photo toprosters.com)

   

Coaching for Business Growth

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 16-08-2012

Erick Robertan pengusaha dan investor property 



"Coaching for Business Growth"





Erick Robertan pengusaha dan investor property  "Kami telah bersama Action Coach sejak 2008 dan berhasil mempraktekan fundamental bisnis yang membuat perusahaan kami berkembang pesat. Sekarang team kami telah menjadi motor penggerak bisnis yang handal, sehingga kami punya waktu dan energi untuk expansi lebih luas lagi".


(Business Relation Action Coach/ photo aucklandhomefinders.co.nz)

Cara dan Strategi Action Coach


Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 15-08-2012
Ketika datang untuk mencari yang terbaik di dunia Coaching Bisnis, tidak ada perusahaan yang bisa mendampingi perusahaan anda sedekat yang dilakukan ActionCOACH. Dengan lebih dari 1000 kantor di 32 negara dan sudah membantu ratusan ribuan bisnis, tidak ada perusahaan Coaching Bisnis yang memiliki jangkauan, cakupan dan kekuatan yang  seperti dimiliki ActionCOACH.

Jadi apa kunci keberhasilan yang ActionCOACH dalam menciptakan seluruh dunia bisnis? Jawabnya, itu adalah pola pikir, peralatan dan strategi yang ActionCOACH bawa kepada setiap bisnis yang ditangani.

ActionCOACH tahu aspek yang paling penting dari bisnis, tapi terlalu banyak  diabaikan pebisnis, yaitu pola pikir atau sikap. Itu sebabnya setiap anggota tim ActionCOACH diajarkan secara ketat 14 Poin Kebudayaan di dalam perusahaan. Titik-titik antara lain, komitmen, kepemilikan dan mungkin paling penting, integritas.

Anggota tim ActionCOACH selalu bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, selalu berbicara kebenaran kepada klien dan memberikan apa yang mereka berjanji, dan itu adalah alasan utama mengapa Pelatih Bisnis dari ActionCOACH berdiri di atas kompetisi.

Pola pikir adalah pembinaan yang pertama dan utama, namun tanpa alat yang tepat dan strategi, pola pikir sendiri tidak bisa membuat sebuah bisnis berjalan. ActionCOACH menawarkan jalur yang terbaik dari alat bisnis dan strategi dari setiap perusahaan Coaching Bisnis di dunia dan buktinya ada dalam hasilnya.

ActionCOACH memiliki ribuan alat dan sistem untuk membantu bisnis menemukan ceruk mereka. Dari lokakarya kelompok seperti BusinessRICH dan GrowthCLUB, Entrepreneur Day, Women in Business, CEO Point dll, atau satu-persatu sesi pelatihan, ActionCOACH memiliki beberapa sistem untuk membantu Anda mencapai apa yang Anda selalu impikan: lebih banyak uang dan lebih banyak waktu untuk menikmati hasil kerja Anda.

Strategi yang
tidak ternilai yang dipunyai pemilik bisnis, didapatkan dari hubungan mereka dengan ActionCOACH. Dengan ratusan strategi berfokus pada setiap aspek bisnis, dari pemasaran ke harga, dari bangunan tim untuk margin keuntungan, dilakukan oleh Pelatih Bisnis ActionCOACH yang terampil dan berpengalaman dalam menemukan metode terbaik bagi perusahaan untuk membangun bottom line mereka.

Ketika Anda mencari yang terbaik di dunia Coaching Bisnis, hanya ada satu tempat untuk berpaling, ActionCOACH.

Mengapa berurusan dengan terbaik kedua ketika perusahaan Anda sedang mencari setiap keuntungan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini? Hubungi kantor ActionCOACH
di kota anda hari ini dan mencari tahu mengapa pola pikir ActionCOACH, strategi dan alat memimpin jalan dalam Coaching Bisnis.

(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan/ Actioncoach.com)

Selasa, 14 Agustus 2012

Mengendalikan bisnis ibarat mengendarai mobil

Pusat Pelatihan Bisnis/Action Coach 15-08-2012
Sampai saat ini, banyak para pebisnis kita yang dalam menjalankan bisnis mereka hanya menggunakan feeling saja. Tentu ini tidak salah seratus persen, tapi tentu tidak bisa juga bahwa dalam menjalankan bisnis sepenuhnya hanya digantungkan pada feeling. Karena bisnis itu harus bisa diukur, baik kinerjanya maupun hasilnya. Demikia kata Coach Humphrey Rusli seorang business coach yang ada di Action Coach untuk wilayah Surabaya (Jawa Timur dan Bali). 

Menurut Coach Humphrey, bahwa business itu ibarat mengendarai mobil. Di dalam mengendarai mobil, maka kita butuh banyak panel dalam ruang kabin kemudi kita. Tentu saja gunanya panel panel itu untuk mengetahui bagaimana kondisi kendaraan kita saat kita jalankan. Contoh, kalau panel bahan bakar sudah menurun, maka kita harus segera mencari SPBU untuk segera kita isi kembali. Kalau kita akan berbelok, maka kita harus memastika bahwa lampu sign kita benar-benar menyala, sehingga kita aman dan tidak membahayakan diri kita sendiri dan orang lain. Kita butuh spion supaya kita tahu semuaa kendaraan yang ada di samping kiri, kanan dan belakang kita. Kita butuh speedometer untuk mengetahui kecepatan kita. Kita butuh Panel temperatur untuk mengetahui suhu mesin kendaraan kita. Nah itu semua berfungsi untuk kita mengambil keputusan, bagaimana kita memperlakuka kendaraan kita.
Bisa kita bayangkan, kalau semua panel tadi tidak ada. Apa yang terjadi?.... yach... kita akan menjalankan kendaraan berdasarkan feeling kita. Apakah tidak bisa jalan?. Tentu saja bisa. Tapi anda bayangkan, bagaimana kalau anda menjalankan kendaraan/mobil tanpa panel-panel tadi. Kita akan deg-degan karena tidak tahu bahan bakar kita akan habis atau tidak. Kita tidak akan bisa melihat ada apa di sebelah kiri, kanan, belakang kendaraan kita karena tidak ada spion.  Kita tidak tahu berapa kecepatan kendaraan kita dan suhu mesin mobil kita. Semuanya hanya feeling dan feeling. Kita bisa saja salah dalam mengambil keputusan. Dikiranya, Bahan Bakar Kita masih banyak, ternyata sudah habis, maka mogoklah kendaraan kita. Dan keputusan-keputusan lain yang bisa salah.

Demikian juga dalam menjalankan bisnis, kita juga harus punya panel-panel bisnis kita untuk mengetahui bagaimaa kondisi perusahaan kita. Kita butuh Laporan keuangan (dan harus bisa membacanya), kita butuh alat ukur untuk kinerja SDM kita. Semuanya harus dialakukan dengan terukur. Masalahnya, tidak semua pebisnis punya alat ukur itu. Dari sebagian besar Klien Action Coach di Surabaya, awalnya rata-rata tidak punya alat ukur ini sehingga semuanya berdasarkan feeling. Nah, begitu di latih bisnis di Action Coach, sedikit demi sedikit alat ukur itu kita pasang dan hasilnya, bisnis menjadi tertata rapi dan berjalan sesuai dengan rencana. Karena semua indikasi kesehatan perusahaan atau bisnis bisa terdeteksi.

(Business Relation Action Coach Agung Kurniawan/ photo websitemobil.blogspot.com)